Pada tanggal 7 Agustus 2021, Indonesia merayakan Hari Hutan Indonesia. Artinya, inilah hari di mana semua orang merayakan hutan hujan tropis Indonesia beserta semua kekayaan yang terkandung di dalamnya baik air, udara, habitat flora dan fauna, sumber pangan, bahan obat-obatan, hingga akar kebudayaan.
Dikutip dari website resmi MenLHK, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya berpesan bahwa dengan menjaga dan memulihkan fungsi kawasan hutan akan meningkatkan kualitas lingkungan menjadi lebih baik.
Deforestasi dan degradasi hutan mengemisi gas rumah kaca, dan setidaknya 8% tanaman hutan dan 5% hewan hutan berada pada risiko kepunahan yang sangat tinggi. Indonesia telah berhasil menurunkan deforestasi sebesar 75,03% pada periode 2019-2020, hingga mencapai 115,46 ribu hektar. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan deforestasi 2018-2019 yang mencapai 462,46 ribu hektar.
“Restorasi dan pengelolaan hutan lestari akan mengatasi krisis perubahan iklim dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati, yang secara bersamaan juga dapat menghasilkan barang dan jasa lingkungan yang dibutuhkan untuk pembangunan berkelanjutan,” ungkap Siti.
Meskipun ada kemajuan dalam laju penurunan deforestasi hutan, ke depan upaya memperkuat konservasi hutan ini harus terus diupayakan. Deforestasi dan segala eksesnya masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia dan dunia. Ekosistem hutan yang terjaga baik akan menentukan kualitas hidup dan pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan makhluk hidup, termasuk manusia.
Seluruh aspek dalam ekosistem memegang peran penting dan berinteraksi sehingga menampilkan beragam fungsi, baik yang bersifat fisik, seperti infiltrasi air; kimiawi seperti, proses oksidasi; maupun biologis, seperti proses fotosintesis. Berbagai fungsi ini menghasilkan jasa ekosistem, yaitu sumbangan ekosistem secara langsung maupun tidak langsung bagi kesejahteraan (TEEB, 2010). Sebagian peneliti memaknai jasa ekosistem sebagai “kontribusi alam bagi manusia” (Pascual et al.2017). Biodiversitas, dalam kaitan ini berperan mempengaruhi kapasitas untuk menghasilkan jasa ekosistem. Jasa-jasa ekosistem dapat dikelompokkan dalam tipologi berikut, yaitu jasa penyediaan (provisioning services), jasa pengaturan (regulating services), jasa pendukung (supporting services), dan jasa kultural (cultural services) (lihat gambar infografik).
Kondisi suatu ekosistem sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Karakter setiap spesies beserta distribusi dan kelimpahannya akan memengaruhi ekosistem. Artinya, semakin beragam spesies yang menghuni suatu ekosistem, semakin produktif pula ekosistem itu karena spesies di dalamnya saling melengkapi. Sebagai contoh produksi madu kelulut hutan di Kalimantan yang diupayakan oleh masyarakat desa di tepi hutan, sangat tergantung kepada keragaman spesies dan kelestarian hutan yang ada di dekatnya (lebih jauh tentang hal ini bisa dibaca di artikel tentang madu kelulut dampingan Borneo Nature Foundation (BNF).
Sebaliknya, keanekaragam tanaman dapat meningkatkan kesuburuan tanah dan kekayaan jenis mikrob (Balvanera et al. 2006). Keanekaragaman tanaman juga akan menekan jumlah, daya hidup, kesuburan, serta keanekaragaman spesies invasif. Pada gilirannya, hal ini akan menurunkan risiko kerusakan tanaman akibat wabah. Keanekaragaman hayati tersebut hanya akan terjaga jika ekosistem hutan pun terjaga. Artinya, deforestasi ke depan harus terus dikurangi.
Selain mengancam kelangsungan ekosistem, deforestasi hutan secara gamblang juga telah berkontribusi terhadap perubahan iklim global yang turut merugikan kesehatan dan kehidupan manusia. Perubahan iklim juga kian meningkatkan peluang terjadinya longsor, banjir, dan kekeringan yang merusak sumber air bersih dan pangan. Dalam kondisi rentan, kemungkinan-kemungkinan yang juga tak terhindarkan adalah terjadinya konflik sosial, perubahan ekologi vektor, penyebaran kuman penyakit infeksi, alergi, serta gangguan mental yang diakibatkan akumulasi dari masalah-masalah tersebut. Akibatnya, kualitas hidup pun merosot, bahkan, menimbulkan bencana kematian.
Oleh karena itu, menjaga ekosistem hutan berarti menjaga bumi dan kehidupan kita tetap sehat. Kualitas hidup yang terjaga baik memberi kemungkinan terciptanya peradaban yang lebih baik bagi seluruh makhluk hidup di muka bumi.
Selamat Hari Hutan Indonesia 2021, Sobat Natura di seluruh Nusantara.
Oleh: Yohanes Prahara dan Mohamad Burhanudin, BNF Indonesia